Temanggung, pgmi.inisnu.ac.id- Prodi PGMI INISNU Temanggung dan BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Temanggung, Jawa Tengah, menggelar kegiatan aktualisasi ekonomi kreatif berbasis kewirausahaan terhadap karang taruna di Desa Jetis, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Minggu (5/9/2021).
Hadir dalam kegiatan Sharing Fun and PGMI Fair itu, Abas Zahrotin, Ketua BPC HIPMI Temanggung, Pjs Ketua Prodi PGMI INISNU Temanggung, Andrian Gandi W, Pjs Sekretaris Prodi PGMI INISNU Temanggung, M. Fadloli Al Hakim, selain itu, Edi Laksono, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupatan Temanggung, “Weleh” Konten Kreator Temanggung, serta Suta’at, Kepala Desa Jetis.
Pjs Ketua Prodi PGMI INISNU Temanggung, Andrian Gandi Wijanarko menyatakan “kegiatan ini merupakan integrasi mata kuliah dengan pengabdian masyarakat yang bertujuan melahirkan wirausahawan baru khususnya mahasiswa PGMI dan pemuda setempat serta untuk mendongkrak perekonomian desa di masa pandemi Covid-19”.
Bersama BPC HIPMI Temanggung pihaknya menyatakan komitmennya dalam memberikan pelatihan dan pendampingan. Menurutnya, kaum muda menjadi incaran pemasaran serta segmen pasar potensial.
“Dengan perkembangan teknologi yang pesat , peran pemuda sangat diperlukan untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan, laiknya perahu layar ini, selalu siap mengarungi lautan lepas dan menghadapi ombak badai, jangan sampai pemuda hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa. Kita butuh komitmen dan peran pemuda untuk memaksimalkan segala potensi yang ada,” ujar FasProv Sains itu
Dalam kesempatan itu, mahasiswa PGMI juga melakukan peluncuran buku “Wirausaha lewat E-Commerce” sebagai luaran mata kuliah teacherpreneurship dasar yang diampu oleh Hamidulloh Ibda. Pjs Wakil Rektor I INISNU Temanggung.
Mewakili mahasiswa PGMI, Novia Sari Melati turut menjadi pembicara dalam diseminasi profil usaha mahasiswa dihadapan peserta. Mereka juga memamerkan produk usaha mereka seperti kerudung, kesek kopi, kopi arabika dan robusta serta produk lainnya.
Sementara itu, keynote speaker dalam kegiatan tersebut, Abas Zahrotin mengungkapkan kewirausahaan semakin penting sebagai tulang punggung perekonomian, karena dapat mendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu bangsa. Namun demikian, mental kewirausahaan harus ditanamankan sejak dini.
“BPC HIPMI Temanggung memiliki beberapa program di antaranya adalah menciptakan wirausaha baru, dalam upaya menciptakan wirausaha baru itu ada beberapa tahapan, yang pertama penanaman mental wirausaha, karena wirausaha tidak selalu bergantung pada modal, tetapi mentalitas yang utama,” katanya
Selain pelatihan mental berwirausaha, BPC HIPMI juga melakukan pendampingan legalitas perizinan usaha, branding produk, permodalan hingga pemasaran agar produk UMKM dapat bersaing di pasar nasional.
“Diharapkan wirausaha baru tercipta di sini yang didominasi kalangan muda, kenapa pemuda, ini paling penting, karena dengan pemuda yang bergerak secara otomatis ruang wirausaha akan berlangsung dalam jangka panjang dan energi mereka masih berlebih, sehingga dalam menjalankan usaha dan kesuksesan dalam berusaha lebih besar, bahkan tingkat kegagalan juga rendah,” pesan Ketua STAI Tanbihul Ghofilin Banjarnegara.
Ketua BPC HIPMI Temanggung, Abas Zahrotin juga mengukuhkan kepengurusan HIPMI Perguruan Tinggi, Prodi PGMI INISNU Temanggung, dengan kepengurusan Agus Ilmi Samudin sebagai ketua, M. Khoiril Azmi sebagai wakil, Sindi Nur Azizah sebagai bendahara serta pengurus lainnya.
Kepala Desa Jetis, Suta’at mengapresiasi kegiatan dan kerjasama Prodi PGMI dengan BPC HIPMI Temanggung. “Sharing Fun and PGMI Fair akan bermanfaat bagi warga kami, semoga perekonomian Desa Jetis bisa meningkat dan berkembang ke daerah lain” katanya.
Pemerintah Desa akan berupaya membangkitkan semangat kewirausahaan pemuda dengan menggerakkan pemuda sebagai motor pembangunan ekonomi desa. Karena selain meningkatkan perekonomian desa, wirausaha menjadi solusi untuk menekan angka pengangguran.
“Dengan pengembangan UMKM ini, semoga tumbuh secara mandiri dan berkembang, sehingga bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat di Desa Jetis, karena beberapa warga kini sudah mengembangkan usahanya, seperti pembuatan keripik, batik, dan makanan tradisional lainnya,” pungkasnya. (hmp)