Dosen INISNU Jadi Narasumber Pelatihan KTI PGMI UIN Walisongo

Semarang – pgmi.inisnu.ac.id- Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (HMJ PGMI) FITK UIN Walisongo Semarang menggelar Pelatihan Kepenulisan ke-2 pada Ahad (4/10/2021) bertajuk “Mengembangkan Bakat Menulis Mahasiswa melalui Karya Tulis Ilmiah”. Kegiatan ini mendapuk dosen PGMI FTK Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung Hamidulloh Ibda sebagai narasumber.

Dalam sambutannya, Kajur PGMI Hj. Zulaikha, M.Ag., M.Pd., mengapresiasi kegiatan tersebut yang mendapuk alumni PGMI yaitu Hamidulloh Ibda.

“Ada banyak peluang dan potensi yang dapat dikembangkan mahasiswa PGMI, salah satunya adalah melalui kegiatan seperti ini,” tuturnya.

Dijelaskan pula , tema penulisan, dan literasi, di berbagai penelitian memang menempatkan Indonesia hasilnya selalu di bawah. “Maka melalui kegiatan dan tema ini, saya sangat senang sekali.
Menulis sangat penting sekali, karena kita dikenal melalui tulisan lewat jejak karya yang kita tulis, itu bentuk pemikiran, ide, gagasan, dan ilmu pengetahuan kita yang kita ekspresikan melalui bentuk tulisan,” lanjutnya.

Penulis-penulis seperti Imam Al-Ghazali melalui Ihya’ Ulumuddin misalnya, tentu beliau pasti di surga tersenyum karena karyanya masih dibaca sampai detik ini. “Bisa jadi, seratus tahun ke depan, karya-karya kita akan dibaca oleh anak-anak dan cucu-cucu kita,” paparnya.

Orang bisa saja meninggalkan jejak-jejak positif maupun negatif. “Sebut saja Abu Lahab yang diidentikkan dengan paman Rasullullah yang jahat, yang tidak pernah mendukung perjuangan keponakannya yaitu Rasulullah, dan itu sudah ditulis di Alquran yang merupakan bentuk tulisan. Kita tahu jejak negatif Abu Lahab melalui Alquran. Oleh karena itu, pelatihan seperti ini sangat saya apresiasi karena akan berdampak positif sampai hari ini, apalagi saudara sekalian adalah akademisi,” katanya.

Dari sisi psikologis, ada kepuasan batin karena semua hal yang sesak di dalam diri kita bisa tersalurkan melalui menulis. “Itu bisa mewakili pikiran, curahan hati, pikiran kita. Kita bisa demo, namun tidak sekadar koar-koar di jalanan, namun kalau tulisan, tulisan kita bisa abadi dan dibaca semua orang sampai kapan pun,” jelasnya.

Dalam pemaparannya, Hamidulloh Ibda mengenalkan berbagai jenis karya tulis ilmiah. “Secara umum karya tulis ilmiah itu ya academic writing, scientific paper, sebuah tulisan yang ditulis kalangan akademisi perguruan tinggi/lembaga pendidikan, dosen, mahasiswa, guru, pelajar, peneliti, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa penjelasan (explanation), prediksi (prediction), dan pengawasan (control),” beber dia.

Karya tulis ilmiah menurut Ibda adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat. “Karya tulis ilmiah merupakan hasil karangan dalam bentuk tulisan yang merupakan hasil sebuah penelitian, pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu yang disusun sistematis atau sebuah karangan hasil pemikiran, pengamatan dalam bidang tertentu yang ditulis secara terarah,” beber Juara I Lomba Artikel Kemdikbud tahun 2018 tersebut.

Ibda dalam materinya juga menjelaskan macam, tujuan, karakteristik, manfaat artikel ilmiah, anatomi sampai strategi publikasi. “Sahabat semua jika ingin menulis wajib tahu tentang author guidelines, gaya selingkung atau kaidah selingkung di masing-masing jurnal tujuan. Ada yang menggunakan Thurabian, Chicago, APA Style dan lainnya,” jelas Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) tersebut.

Ia juga menegaskan bahwa menulis bukanlah bakat sejak lahir. Namun dapat diasah, dibiasakan, dipelajari. “Apalagi saat ini ada tugas akhir selain skripsi, yaitu artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal minimal sudah terindeks Sinta 1 sampai Sinta 3, atau sesuai kebijakan di masing-masing kampus,” papar penulis buku Media Literasi Sekolah tersebut.

Usai penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi penulisan artikel ilmiah di jurnal dan diskusi. (*)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *